Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi di sebabkan
oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya. Artinya, sebuah puisi
akan semakin indah jika penyair kreatif dalam menggunakan bahasa puisi.
Penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan me-
nimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya
bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain :
1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
1. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan
untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar
ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya,
Majas Perbandingan terbagi atas :
a. Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal
yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini
ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan
laksana.
Contoh :
Otaknya cerdik sepert kancil
b. Metafora
Metafora adalah majas yang memberikan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan
arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan
atau perbandingan.
Contoh :
Buku adalah jendela dunia. (Sangat penting membangun dunia)
c. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa
seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
Tanyakan pada rumput yang bergoyang
d. Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau
penggambaran. Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
e. Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
Putih, lambang kesucian
f. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah
benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Di tasnya selalu terselib Citra. (maksudnya lotion/hand body)
g. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda
secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut :
1) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
2) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
Indonesia akan membawa piala emas.
h. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
Kau umpama bunganya dan aku bagai pupuknya
2. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan
dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan
maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut :
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
Cantik Buruk, Pintar Bodoh sama saja di mata Tuhan.
b. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan
dan fakta yang ada.
Contoh;
Aku merasa sendirian di sekeliling teman temanku yang ramai ini.
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari
kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
d. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan
dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
Silahkan masuk ke dalam rumah gubugku ini
3. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan
untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau
pembaca”.Majas penegasan terdiri tujuh bentuk berikut :
a. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
c. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Buku adalah jendela dunia
Cinta adalah gudang ilmu
Cinta adalah wawasan luas
d. Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah
kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan
itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
e. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut
dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun mengikuti
lomba Agustusan.
f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-
turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh :
Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI
ke -62.
g. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan
jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
4. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
a. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir seseorang.
Contoh:
Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.
b. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung kepada
orang lain
Contoh :
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.
c. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan
oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
Dungu sekali kau, kerja begini saja tidak becus!
Contoh sebuah puisi
Kampusku Gunadarmaku
Putih abu abu bukan lagi
seragam ku
Guru sekolah bukan lagi
yang mengejarku
Rasa malas bukan lagi
budaya ku
Perubahan ini harus
dapat ku terima dalam hidupku
Berada di
tengah gedung kampusku
Membuat
merinding bulu kuduk ku
Sebuah ke
banggaan menghampiriku
Perjuangan
selama ini yang menjawab pertanyaan ku
Wadah ini mempertemukan ku dengan teman baru
Wadah ini Memperbanyak pengalaman dalam hidupku
Wadah ini memperluas dan menggali ilmu
Wadah ini menuntunku ke sebuah masa depan yang maju
Itu lah Gunadarma
Udara segar di sekeliling halamannya
Ke nyamanan bersama ruang kelasnya
Membuat ku cinta suasana belajar di setiap waktunya
Komentar
Posting Komentar